Karakteristik Biopelet Dari Limbah Kulit Kelapa Muda Dan Batok Kelapa Menggunakan Perekat Getah Pinus Sebagai Bahan Bakar Alternatif
DOI:
https://doi.org/10.56862/irajtma.v3i1.61Kata Kunci:
Batok kelapa, Biopelet, Limbah kelapa Muda, Nilai Kalor, Proximate.Abstrak
Biopelet adalah sumber energi dari biomassa yang dapat menggantikan bahan bakar fosil. Penelitian ini menggunakan limbah kelapa muda berupa sabut dan tempurung, serta batok kelapa sebagai bahan baku utama. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik biopelet melalui uji proximate, nilai kalor, kerapatan, dan laju pembakaran. Proses pembuatan biopelet dilakukan dengan karbonisasi dan menggunakan perekat getah pinus dengan variasi komposisi bahan baku 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, dan 0:100, serta kadar perekat 10%, 20%, dan 30%. Penelitian sebelumnya telah mencampurkan batok kelapa dengan ampas kopi instan untuk biopelet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biopelet terbaik dibuat dari campuran limbah kelapa muda dan batok kelapa dengan komposisi 25:75 dan kadar perekat 30%. Biopelet ini memiliki kadar air 7,0%, kadar abu 0,8%, zat terbang 14,76%, karbon terikat 76,96%, laju pembakaran 0,028 gr/menit, kerapatan 1,410%, dan nilai kalor 7468,51 kal/gr, yang memenuhi standar SNI 8021-2014.
Referensi
Bambang. 2021. "Pembuatan Biopellet dari Tempurung Kelapa (Cocos nucifera) dengan Menggunakan Perekat Tepung Tapioka." Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. https://doi.org/10.34151/jurtek.v14i2.3770.
Didi. 2017. "Pembuatan Biopellet Arang dari Campuran Tempurung Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Sengon." Teknik 38 (2): 76-80. https://doi.org/10.14710/teknik.v38i2.13985.
Fiba. 2021. "Analisis Pemberian Variasi Konsentrasi Molase terhadap Kualitas Biopellet Arang Tempurung Kelapa." Agrotechnology Innovation (Agrinova) 4 (1): 22-29. https://doi.org/10.22146/a.74268.
Kholiq, I. 2015. "Pemanfaatan Energi Alternatif sebagai Energi Terbarukan untuk Mendukung Substitusi BBM." Jurnal IPTEK 19: 75-91. https://doi.org/10.1016/S1877-3435(12)00021-8.
Lehmann, B., H.W. Schroeder, R. Wollenberg, dan J. Reipke. 2012. "Pengaruh Penambahan Miscanthus dan Proses Penggilingan yang Berbeda terhadap Kualitas Wood Pellet." Biomass Energy 44: 150-159. https://doi.org/10.1016/j.biombioe.2012.05.009.
Maharsa, L., dan M. Muhammad. 2012. "Effect of Mixture Composition Variations in Cashew Skin and Rice Husk Biobriquettes on Burning Rate." ROTASI 14 (4): 15–22. https://doi.org/10.14710/rotasi.14.4.15-22.
Retno Damayanti. 2017. "Studi Pengaruh Ukuran Partikel dan Penambahan Perekat Tapioka terhadap Karakteristik Biopellet dari Kulit Coklat (Theobroma cacao L.) sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan." Jurnal Teknotan 11 (1): April 2017. https://doi.org/10.24198/jt.vol11n1.6.
S. Mustamul. 2018. "Karakteristik Biopellet dari Limbah Padat Kayu Putih dan Gondorukem." Penelitian Hasil Hutan 36 (3): November 2018: 191-204. https://doi.org/10.20886/jphh.2018.36.3.191-204.
Vivi Purwandari. 2022. "Processing Cocoa Shell and Candlenut Shell Waste in Making Biopellets as an Alternative Fuel." Jurnal Kimia Saintetek dan Pendidikan 6 (2): 2022. https://doi.org/10.51544/kimia.v6i2.3492.
Ulfa, D., L. Lusyiani, dan A.R. Thamrin, G. 2021. "Kualitas Biopellet Limbah Sekam Padi (Oryza sativa) sebagai Salah Satu Solusi dalam Menghadapi Krisis Energi." Jurnal Hutan Tropis 9 (2). http://dx.doi.org/10.20527/jht.v9i2.11293.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 IRA Jurnal Teknik Mesin dan Aplikasinya (IRAJTMA)

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.